MAKASSAR: Demo ribuan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk merespon kunjungan Presiden SBY di Makassar (19/10) berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan.
Awalnya, aliansi BEM dari Universitas Negeri Makassar (UNM) berusaha menyampaikan petisi ketika iringan-iringan presiden SBY lewat di depan kampus mereka, namun rencana ini terhadang oleh ratusan aparat kepolisian dan tentara.
Tiba-tiba situasi berubah menjadi bentrokan. Polisi dan tentara menyerang dan mendorong mahasiswa untuk masuk ke dalam kampus.
Pihak aliansi BEM UNM, yang menyebut diri
Aliansi UNM Bersatu, memilih untuk mundur dan melakukan konsolidasi di dalam kampus. Namun, tiba-tiba segelintir mahasiswa memulai serangan dan lemparan ke arah polisi, yang lalu dibalas pula oleh Polisi dengan tembakan gas air mata dan peluru karet.
Karena aparat kepolisian terus merengsek masuk, mahasiswa UNM pun berusaha bertahan dan melakukan serangan balasan untuk mempertahankan diri.
Presiden Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNM Andi Ahmad Jamir mengatakan, demo mahasiswa dirancang untuk melakukan aksi damai, bukan untuk melakukan bentrokan dengan aparat keamanan.
“Ada pihak tertentu, dari organisasi luar kampus, yang memulai pelemparan terhadap pihak kepolisian,” katanya kepada
Media Pencerahan.
Akibat dari bentrokan tersebut, 1 orang mahasiswa terkena lemparan batu, 10 orang terkena tembakan peluru karet, dan beberapa orang mengalami memar dan terkena gas air mata.
Sementara dari pihak kepolisian dilaporkan, 3 anggota kepolisian dan 1 anggota Brimob terkena lemparan batu. Sementara seorang wartawan media juga terkena lemparan batu di bagian kepala.
Hingga sore hari tadi, situasi di kampus UNM mulai tenang kembali. Polisi mulai menarik sebagian pasukannya, sementara mahasiswa mulai meninggalkan kampus dan pulang ke rumah.
Andi Ahmad Jamir menyesalkan kenapa demonstrasi damai bisa berubah menjadi bentrokan berdarah.
Pengerahan Tentara
Demo tidak hanya terjadi di depan kampus UNM. Di depan kampus Universitas 45 makassar, puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menggelar demonstrasi.
Mahasiswa hanya menyampaikan orasi dan membakar ban di pinggir jalan.
Sementara itu, di bawah fly over hingga ke depan Universitas Muslim Indonesia (UMI), ratusan pasukan Tentara berjaga-jaga dengan persenjataan lengkap. Bukan hanya di situ, pasukan tentara ini juga sempat dikerahkan ke depan Kampus UNM saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan polisi di sana.
Pengerahan tentara ini disoroti oleh banyak pihak, sebab menempatkan Makassar seolah-olah dalam situasi perang. Padahal, demonstrasi mahasiswa merupakan hal yang biasa dalam setiap kunjungan presiden ke daerah.
Tuntut SBY-Budiono Diturunkan
Aliansi UNM Bersatu mendesak agar pemerintahan SBY-Budiono segera turun dari jabatannya. Mahasiswa menilai, kepemimpinan SBY-Budiono sudah menjauh dari semangat konstitusi UUD 1945 dan Pancasila.
“Ekonomi nasional dikelolah tidak lagi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, melainkan mengarah pada liberalisme,” ujar Andi Ahmad Jamir.
Ahmad juga menyesalkan penegakan hukum di bawah pemerintahan SBY-Budiono yang terkesan sangat lamban. “Kami menyesalkan bahwa kasus bank century masih mengambang sampai sekarang. Kenapa tidak dibuka dengan sejelas-jelasnya,” katanya.
Mahasiswa juga memprotes dikeluarkannya Prosedur tetap (protap) baru Polri mengenai tembak di tempat, sebab dapat mengembalikan situasi seperti jaman Soeharto dulu.
0 komentar:
Posting Komentar