Oleh : JAMES SUGGETT - VENEZUELANALYSIS.COM
Pada acara talk show, hari senin (4/10), Presiden Venezuela Hugo Chavez mengemudikan traktor dan menginspeksi hasil panen jagung, tidak henti-hentinya dia menyeka keringat dari keningnya, ini dilakukan sesuai dengan janjinya untuk mewujudkan “land reform” dan meningkatkan andil pemerintah dalam produksi dan distribusi makanan. Chavez juga mengumumkan nasionalisasi perusahaan penyuplai produk pertanian Agroislena dan tanah milik Group Vestey British.
Acara talk show ini mengambil tempat di Negara Bagian Guarico, dimana Partai Sosialis Bersatu Venezuela (United Socialist Party of Venezuela), partai pendukung presiden, memenangkan mayoritas kursi di pemilihan Majelis Nasional yang diadakan pada 26 September beberapa hari yang lalu. PSUV menang di hampir semua daerah pertanian Venezuela. Kemenangan tersebut merupakan buah dari “investasi publik” yang dicapai oleh pemerintahan Chavez melalui program yang disebut “kedaulatan pangan (food sovereignty)”.
Chavez menginspeksi kemajuan dari “Proyek Sosialis Agraria Sungai Tiznados”, sebuah perusahaan produksi sosial milik pemerintah yang merepresentasikan upaya pemerintah untuk menciptakan model produksi pangan berbasis partisipasi pekerja dalam pengambilan keputusan, sebagai bentuk tanggungjawab terhadap komunitas lokal, dan menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dibanding pencapaian profit.
Presiden juga mengumumkan rencana untuk melipatgandakan perluasan proyek sistem irigasi sampai 32,000 hektar pada tahun 2015; mengembangkan produksi beras, kedelai, kacang polong, dan sayur-mayur; membangun pabrik dehidrasi sayur-mayur dan buah-buahan, sebuah pabrik mesin pertanian yang memproses produksi kedelai dan susu sapi, serta pabrik makanan hewan; selanjutnya, membangun sebuah kawasan berbasis komunal yang akan ditempati oleh para petani.
Untuk mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk perluasan produksi pangan, Chavez mengumumkan rencana untuk membangun kanal sepanjang 20 kilometer, dua gudang makanan ternak, mengembangkan enam jalan raya strategis, meningkatkan infrastruktur komunikasi, dan memperluas aliran listrik untuk perumahan petani di Negara bagian.
Investasi publik akan dirancang oleh bank pemerintah dan dibiayai melalui dana kredit sebesar $5 milyar dari pemerintah China, jumlah ini merupakan angsuran pertama dari keseluruhan pinjaman yang akan diberikan oleh China sebesar $20 milyar yang disepakati pada April lalu. Kemudian, “Petani Venezuela juga akan dikirim untuk mempelajari berbagai hal tentang pertanian di bebarapa universitas di Tiongkok”, ungkap Chavez.
Venezuela, salah satu anggota OPEC, saat ini sangat mengandalkan impor bahan makanan. Namun belakangan produksi makanan telah meningkat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Chavez yang terus meningkatkan pendanaan pada sektor pertanian dengan mengucurkan dana kurang dari setengah milyar bolivar pada tahun 1998 hingga 20 milyar bolivar pada tahun 2009. Permintaan bahan pangan yang terus meningkat merupakan bagian dari program anti kemiskinan yang secara drastis meningkatkan posisi Venezuela sebagai Negara yang menjamin gizi masyarakatnya dan mengurangi angka malnutrisi dari 21% menjadi hanya 6% selama periode yang sama.
Target Venezuela saat ini adalah untuk mengurangi ketergantungannya terhadap perusahaan pangan multinasional dan mengurangi kerentanannya terhadap krisis pangan global, ungkap Chavez pada hari minggu. Venezuela juga berencana untuk mengintegrasikan produsen makanan milik Negara dengan sebuah jaringan distributor pangan milik Negara dan pasar pangan lokal yang menjual bahan pangan sesuai harga yang ditetapkan yang seringkali lebih rendah 40% dibawah harga pasar konvensional.
“Kami tidak dapat menyerahkan pengelolaan (pangan) sesuai model riba kapitalis; sekarang kita harus melanjutkan proses distribusi dan pemasaran sesuai sistem sosialis, “ungkap Chavez pada hari minggu. “Kita harus mengambil langkah ini, karena masa depan Venezuela sangat tergantung dengan langkah yang kita pilih hari ini. Kita harus mengembalikan Venezuela menjadi kekuatan industri pertanian.”
Sebagai bagian dari sebuah “serangan (offensive) baru” dalam proses reformasi pertanahan, Chavez mengumumkan nasionalisasi 200,000 hektar (495,000 acre) tanah milik Compania Inglesa, sebuah perusahaan Group Vestey yang bercabang di Venezuela, dan nasionalisasi perusahan Agroislena sebuah perusahaan penyedia jasa pertanian.
Menteri Pertanian dan Pertanahan, Juan Carlos Loyo mengkonfirmasi rencana nasionalisasi 250,000 hektar (618,000 acres) tanah pertanian di bulan Oktober dan di bulan November sebanyak 2 kali dengan ukuran yang sama.
“Kita akan mempercepat revolusi agraria…Kita harus membebaskan lahan dari tangan para tuan tanah, “ jelas Chavez pada hari minggu.
Group Vestey adalah perusahaan besar produsen daging yang berbasis di Inggris yang dimiliki oleh empat generasi keluarga Lord Vestey, salah satu keluarga terkaya di Inggris. Perusahaan ini memulai operasinya di Venezuela pada awal tahun 1990an dengan tujuan untuk menyediakan daging bagi penduduk Inggris yang terus tumbuh. Ketika pemerintah Venezuela berupaya menjalankan reformasi pertanahan pada tahun 2005, pemerintah membeli puluhan ribu hektar dari Group Vestey dan menyerahkannya kepada para petani yang tak bertanah. Organisasi petani menuduh Group Vestey dan cabangnya, Agroflora, menggunakan pembunuh bayaran untuk menyerang dan mengintimidasi para petani.
Senin malam, melalui sambungan telpon pada program TV malam, Chavez mengumumkan bahwa pemerintahannya telah mencapai kata sepakat dengan Vestey untuk penjualan saham tanah dan untuk 130,000 binatang ternak. “Perusahaan Inggris itu telah bersiap untuk pesta barbeque,”tambah Chavez
Agroislena adalah sebuah perusahaan milik Spanyol yang telah beroperasi selama 52 tahun di Venezuela. Saat ini, Agroislena mengoperasikan sejumlah gudang penyimpanan makanan ternak, toko dan kantor cabang serta menguasai sebagian besar suplai bahan pertanian bagi pasar domestik.
Dalam sebuah komunike resminya, Agroislena menyatakan bahwa mereka belum menerima secara langsung informasi dari pemerintah mengenai proses nasionalisasi dan mengumumkan bahwa, “Perusahaan ini menolak dengan tegas tindakan pengambilalihan.” Komunike tersebut menyatakan bahwa perusahaan menyediakan pinjaman dan diberikan untuk 18,000 produsen makanan di Venezuela, dan itu adalah bagian dari misi perusahaan “untuk berkontribusi terhadap pencapaian kedaulatan pangan dan kemerdekaan Negara kami.”
Untuk merespon komunike tersebut, Chavez menyatakan bahwa proses nasionalisasi tidak akan dibatalkan, dan Chavez menuduh perusahaan tersebut menjual pupuk dan bibit dengan harga yang spekulatif. “Biarkan mereka protes, mereka memiliki hak untuk itu, tetapi mereka telah diambilalih. Saya memberikan mereka satu kesempatan. Kami akan mengatur harga harga bibit dan yang lainnya,” ungkap Chavez.
Kelompok oposisi dengan tegas mengkritik pengumuman presiden pada hari minggu, dan menuduh bahwa pemerintah menjadi penguasa baru lahan perkebunan. Sebaliknya, organisasi petani dan Partai Komunis Venezuela menyambut baik upaya pemerintah tersebut.
Diawal tahun ini, majelis nasional telah meloloskan sebuah reformasi terhadap hukum pertanahan yang memudahkan para petani tak bertanah dan Negara untuk memperoleh kepemilikan tanah. Antara tahun 2001 dan 2009, pemerintah telah menasionalisasi 2,5 juta hektar (6,2 juta acres) tanah dari para tuan tanah dan mengembalikannya kepada petani, perusahaan atau proyek pertanian milik Negara.
*) Artikel ini dipublikasikan sebelumnya di http://venezuelanalysis.com/news/5690 (Diterjemahkan Oleh Zulkhair Burhan)
0 komentar:
Posting Komentar